SKEMA
JOINT OPERASIONAL (JO)
Joint
Operasional ini diperuntukan untuk pembiayaan pengerjaan project
dengan system Profit Sharing antara Funder (Investor) dengan Owner
(Peminjam), adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
- Masa sampai BEP (Break Event Point) perhitungannya adalah:
- 60% untuk Funder (Investor)
- 40% untuk Owner (Peminjam)
- Perhitungan jangka waktu untuk BEP di analisa dan di verifikasi oleh pihak Funder (Investor) berdasarkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan Cash Flow yang diajukan.
- Setelah masa BEP perhitungannya :
- 40% untuk Funder (Investor)
- 60% untuk Owner (Peminjam)
- Perhitungan jangka waktu kerja sama setelah BEP berdasarkan RAB dan Cash Flow dan kesepakatan kedua belah pihak yang nantinya akan diatur dan dituangkan dalam MoU (Memorandum of Understanding) yang disahkan oleh Notaris.
Syarat
– syarat Joint Operasional (JO) :
- Company Profile
- Summary Project
- RAB Project
- Cash Flow Project
- Legalitas Project yang akan di biayai
Alur
proses Joint Operasional (JO)
- Pengajuan dari pihak Owner (Peminjam)
- Pengumpulan data / Dokumen
- Verifikasi data / Dokumen
- Presentasi pihak Owner (Peminjam) dengan pihak Funder (Investor)
- Verifikasi project yang akan di danai oleh Funder (Investor)
- Mou pihak Owner (Peminjam) dan Funder (Investor) di hadapan Notaris dan pihak Bank yang akan merealisasikan (Mencairkan)
- Realisasi (Pencairan)
Biaya
– biaya :
- Biaya Provisi dan Administrasi :
0,5% dari nilai
project yang akan di realisasikan, biaya tersebut dapat di verifikasi
dan dibuktikan di rekening Owner (Peminjam), biaya tersebut meliputi
biaya Notaris.
- Biaya Appraisal KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik), biaya tersebut di biayai dan dikeluarkan oleh Owner (Peminjam) setelah proses verifikasi data / dokumen. Untuk KJPP dapat dipilih dan ditunjuk oleh Owner (Peminjam) sendiri.
Perhitungan
Profit Sharing setelah berjalannya operasional.
NB
: Biaya
survey di awal , besaran biaya survey tergantung lokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar